? ??????????????Hollister Hollister? ????? ?????? ???Rating: 4.8 (22 Ratings)??2 Grabs Today. 10078 Total
Grabs. ??????Get the Code?? ?? ?????Yellow Times? ????? ?????? ???Rating: 4.5 (10 Ratings)??3 Grabs Today. 7879 Total Grabs. ??????Get the Code?? ?? ???????Vintage Shoes? ????? ?????? ???Rating: CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS ?

Selasa, 30 Desember 2008

Beasiswa

Ami adalah siswi SMP Negri 103 yang duduk di kelas 3 SMP. Ami selalu mendapat nilai pas pasan. Siang itu,di kelas Ami,Pak Didik Mansyur wali kelas ami memberitahukan bahwa di sekolah akan di adakan tes beasiswa. Ami akan menggunakan kesempatan ini untuk memijak ke kehidupan sekolah selanjut nya.
"Anak anak,tanggal 25 November nanti,sekolah ini akan mengadakan tes beasiswa. Untuk pertama kali nya sekolah ini akan mengadakan tes beasiswa. Besok,Bapak akan mencatat nama anak yang akan mengikuti tes beasiswa dan akan di berikan formulir nya lusa mendatang. Jelas!?"
"JELAAAS!" anak anak menjawab dengan lantang.
Sepulang sekolah,Ami langsung baca baca buku paket nya....
"lagi opo,toh,mi?? Rajin soro??"(lagi ngapain,mi?? Rajin sekali??)
"Lagi belajar,toh,Bu,buat tes beasiswa."
"oo.." Ibu sambil menyapu nyapu ruangan dan mengelus elus kepala Ami dengan tujuan meper.
Ami menghafal semua bagian bagian penting dan bagian tidak penting sebagian.
Esok,nya,Ami mencalon kan diri sebagai anggota tes beasiswa.
"Kamu yakin,mi?? Bapak sudah lihat hasil hasil test kamu sebelum nya,lho...bukan nya nggak yakin,tapi...nilai kamu gag ada yang di atas 6.5,tuh...." tegur pak Didik.
"Yakin,kok,pak! Kan,ulat menjadi kupu kupu,nilai sebelum bukan berarti nilai sesudah...."
Pak Didik tersenyum yakin."Isi lah formulir ini...." beliau menyodor kan lembaran formulir dan Ami menerima nya.
"Bapak berikan kamu formulir lebih awal dari yang lainnya..karena Bapak serah kan prestasi mu ke kamu."Pak Didik mengarah kan jari sosis nya ke Ami.
Sekali lagi,saat pulang Ami belajar mati matian. walaupun besok nya baru pembagian formulir.
"OALAAAAAAH! Anak bapak ruajin suorooooo!"(oh,yaampuun! anak bapak rajin bangeeeet!) Suara bapak parau dan sember membuat Ami hanya tersenyum dan mengangguk.
Singkat cerita,hari tes pun datang. Pesiapan Ami sudah matang.
Ami mengerjakan semua soal dengan teliti.
"Ayo,anak anak! waktu nya habis! serah kan ke saya,ya! saya kasih 5 menit lagi untuk yang masih belum tuntas!" Kata penjaga tes.
Ami sudah menyerah kan lembaran jawaban begitu juga yang lain.
"hasil tes akan di umum kan besok!"
Ami begitu semangat. sepulang sekolah,iya berlari lari dan doa berkali kali agar di terima besok.
Esok nya...Ibu memercik mercikan air cuci piring ke wajah Ami.
"Ami! Ami! Bangun,toh,nak! Sudah terlambat!" wajah Ibu panik tak karuan.
"hoaaahm!" mata Ami berkaca kaca.
melihat jam,Ami langsung bersiap siap gak sampai 3 menit. Dia langsung ngibrit ke sekolah.
"AMIIII! kamu terlambat! Tapi bapak kasih toleransi! deh!"
"Eh...??" wajah Ami bersinar lagi.
Ia berlari menuju mading bolong yang sudah lama tak di ganti pihak sekolah. Satu murid saja yang terpilih...yaitu...Ami!
"Anak anak! hari ini gak ada pelajaran!!" bagi anak anak malas,itu adalah keuntungan besar tak terkira. Bagi anak yang tek terterima,tak ada pelajaran pun bukan pengganti yang pas bagi kegagalan mereka.
-Bersambung-

Sabtu, 06 Desember 2008

Kata kata emas dari sang Ibu

Sore itu..adalah hari di mana Nenek ku belum lama setelah di kubur. Aku mulai merasakan rasa rindu mendalam dengan Nenek ku. Saat itu aku berada di depan cermin,bersama Ibu ku. Tak biasa nya wajahku memelas.

"Ma,aku kangen Nenek.." ujar ku sambil melompat lompat bagaikan anak kecil berumur 5 Tahun. (padahal umur ku sudah 12 Tahun.)

"Kangen?? Kangen,kah?? Punya banyak salah,gak,sama Nenek?" Tanya Ibu sambil membersihkan wajah nya.

"Nggak,aku sudah membicarakan kenakalan masa kecil ku dengan Nenek,sebelum ia masuk rumah sakit. Tapi aku tetep kangen,ma.."

"Tak apa.. Ia gembira,di surga sana.. Jenazah nya pun tersenyum. Ia sudah engakhiri penderitaannya."

"Hanya saja.." Tambah Ibu.

"apa?" Tanya ku penasaran.

"Hanya saja.. Bisakah kita seperti Nenek? Yang kita takuti adalah akhir hidup yang tidak sama dengan nya.."

aku hanya mengangguk. Bingung akan menjawab apa. Tapi yang jelas.. Air mata ini sudah mau keluar rasanya..

TAMAT